Kampanye Anies CERDAS tapi tidak BIJAK ?

Politik

Kampanye Anies CERDAS tapi tidak BIJAK ?

Penulis: A. Jendro

Kampanye Anies cerdas tapi tidak bijak?

Setidaknya selama masa kampanye pilpres ini berlangsung pasti kalian pernah mendengar para pendukung salah satu paslon tertentu dilabelkan sebagai orang-orang cerdas maupun terpelajar bukan? Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah suara orang-orang cerdas ini bisa membuat paslon yang didukungnya menang dalam pemilihan presiden?

Pertama-tama kita harus menyadari bahwa demokrasi didasarkan oleh kesepakatan mayoritas, pemimpin dipilih oleh suara terbanyak.Berdasarkan survei LSI Denny JA, Agustus 2023, populasi Indonesia terbanyak adalah mereka yang pendidikannya paling tinggi setingkat SMP/sederajat, dan SD ke bawah. Total populasi Indonesia yang hanya lulus SMP dan SD sekitar 60 persen.

Sementara, mereka yang sempat menjadi mahasiswa, lulus D3, S1 dan seterusnya, jumlahnya hanya di bawah 10 persen. Mereka inilah yang disebut kaum terpelajar. “Sedikit sekali kaum terpelajar kita. Tepatnya jumlah mereka hanya 7,8 persen,” ungkap Denny JA.

 

Pertanyaannya sekarang apa yang kamu pikirkan bila kamu seorang calon presiden yang ingin menang pilpres setelah melihat data tersebut? Kalau saya sih, saya akan incar suara yang 60 persen, apapun strategi branding atau marketing yang disukai oleh mayoritas pemilih akan saya gunakan, meskipun akan mendapat ejekan dan sindiran dari kaum terpelajar.

 

Kalau gimmick serta berjoget yang diinginkan masyarakat, maka saya akan bergimmick dan berjoget ria di depan pendukung saya. Kalau mengadakan konser dangdut sebagai ajang kampanye adalah apa yang pasar mau maka akan saya adakan kampanye dengan konser dangdut. Kalau masyarakat lebih tergerak oleh perasaannya dibanding logikanya, maka akan saya buat konten yang membuat perasaan masyarakat terpikat oleh sosok saya.

 

Hal ini lah yang saya rasakan di tim Prabowo dan kurang saya rasakan di tim pemenangan Anies Baswedan. Prabowo yang merubah branding dirinya dari yang keras menjadi gemoy, menjadi sesuai dengan keinginan kebanyakan masyarakat. Selalu berjoget di tiap kampanye, namun mendapat sindiran dari sebagian kaum terpelajar.

 

Di sisi lain Kampanye desak Anies sangat berbeda, karena bapak Anies Baswedan sendirian dikelilingi dan dikerumuni orang orang yang memberi pertanyaan sulit dari keresahan jujur mereka dan bapak Anies Baswedan bisa menjawabnya dengan tenang. Keren memang…tapi saya juga tidak bisa menghilangkan persepsi, ini hanya seperti ajang kampanye orang-orang pintar atau cerdas. Dipikiran saya itu bertanya-tanya:

 

Apakah kampanye seperti ini benar-benar bisa memenangkan suara mayoritas atau hanya sekedar mendapatkan suara orang-orang pintar atau cerdas ?

 

Apakah kampanye ini menyentuh akar rumput?

 

Apakah pendukungnya yang mengkampanyekan orang pintar pilih Anies adalah pilihan bijak? Karena sekali lagi menurut saya, mengatakan bahwa satu sisi pintar sama saja membuat persepsi orang yang tidak disisinya bodoh, dan hal seperti ini membuat orang antipati.

 

Yang seharusnya dilakukan adalah merangkul orang lain ke sisinya bukan memutus hubungan. Mengutip dari perkataan Budiman Sudjatmiko “Bangsa kita ini memang belum berkembang secara edukatif.”


“Kalau Anda menginginkan seorang Anies menjadi Perdana Menteri di Swedia, di Finlandia atau di Singapura, Singapura lah yang paling dekat, it’s okay Itu keren.”Ia menilai, bahwa Anies baru cocok jika menjabat di negara-negara yang sudah mapan secara institusional, sosial, dan sumber daya manusia.

Jalal ad-Din Muhammad ar-Rumi pernah berkata:

“Kemarin aku menjadi pintar
Aku ingin merubah dunia
Hari ini aku menjadi bijak
Aku ingin merubah diriku sendiri”

 

Hasil perolehan suara KPU sementara: (sumber situs sirekap KPU)

1.        Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 21.013.738 suara atau 24,48 persen dari total suara yang masuk.

2.      Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh 49.747.461 suara atau 57,95 persen dari total suara yang masuk.

3.      Ganjar Pranowo-Mahfud Md memperoleh 15.084.928 suara atau 17,57


kalau opini kalian bagaimana? coba komen!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *